Taman Sari, Komplek Kraton Jogja yang tetap Kokoh

Taman Sari Jogja – Sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas bahwa kota Yogyakarta merupakan kota Pariwisata yang memiliki tujuan wisata yang sangat unik dan salah satunya wisata yang bersejarah. Banyak sekali peniggalan jaman sejarah yang dapat kita pelajari di kota pariwisata Yogyakarta ini. Mulai dai candi, museum, keraton dan masih banyak situs-situs peninggalan bersejarah lainnya. Tak luput satupun yang tidak digemari oleh wisatawan dan menjadi destinasi wisata favorit.

Keraton Ngayogyokarto merupakan ikon sejarah bagi kota Jogja yang dijadikan destinasi wisata yang wajib bagi wisatawan. Dan salah satu bagian dari Keraton Yogyakarta adalah wisata Taman Sari Jogja. Taman Sari dikenal dengan istana yang merupakan tempat rekreasi dan mneghabiskan waktu luang oleh para penghuni kerajaan. Bangunan yang sangat kokoh dengan gaya arsitekturnya banyak menarik mata para wisatawan untuk megabadikan gambar dari wisata bersejarah ini.

Tak heran apabila lokasi wisata ini sering dijadikan untuk prosesi pemotretan prewedding. Memang bangunan ini memilki banyak lorong-lorong. Tetapi tidak usah takut tersesat karena disini ada tour guide yang siap menemani anda untuk mengelilingi lokasi wisata taman sari. Bahkan akan dijelaskan setiap rinci bangunan bersejarah ini.

Sejarah Lokasi Taman Sari

Kebun dan Istana Air ini dulunya dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765. Taman Sari ini dibangun terdiri dari kurang lebih 57 bangunan yang terdiri dari gedung, kolam pemandingan, kanal air, danau buatan, jembatan gantung, bahkan pulau buatan dan lorong- lorong bawah air. Banyak yang menyebutkan bahwa lokasi dimana Taman Sari ini dibangun adalah di tempat yang dulunya merupakan Keraton Lama, Pesanggrahan Garjitawati.

Pesanggrahan ini dulunya didirikan oleh Susuhan Paku Buwono II. Dulunya tempat ini adalah tempat yang digunakan untuk persinggahan dan istirahat kereta berkuda yang hendak melakukan perjalanan ke Imogiri.

Lokasi yang Harus Dikunjungi

Komplek Taman Sari ini bisa dibilang cukup luas. Jadi jangan sampai ketinggalan beberapa lokasi ini:

  • Pulo Kenanga, Bagian Pulo Kenanga merupakan sebuah pulau yang berada di tengah danau buatan. Tempat yang dulunya sebagai tempat tertinggi di Taman Sari ini di tengahnya terdapat sebuah gedung bernama Gedhong Kenanga. Di Gedhong Kenanga ini dapat melihat keseluruhan wilayah keraton. Dulunya ini merupak suatu lokasi yang digunakan untuk menyelamatkan diri menuju terowongan saat terdapat musuh.
  • Pulo Cemethi ini dulu sering digunakan oleh anggota kerajaan untuk melakukan meditasi.
  • Sumur Gumuling, yang paling dikenal adalah Sumur Gumuling, merupakan suatu tempat ibadah berupa masjid yang berada di bawah tanah. Dulunya jika adzan di Sumur Gumuling ini akan terdengan di seluruh kota. Sumur Gumuling ini berbentuk ceruk melingkar dan terdiri dari sua lantai yang digunakan untuk jemaah laki- laki dan perempuan.
  • Gedhong Lopak-Lopak (Gopok-Gopok), dulunya bangunan ini merupakan sebuah menara dengan dua lantai, namun kini banginan ini sudah digantikan dengan taman yang memiliki sisi persegi delapan
  • Gedhong Gapura Hageng, adalah sebuah Gapura atau gerbang utama yang terletak disebelah barat. Gapura Gageng ini memiliki ruangan dua tingkat yang dihiasi dengan berbagai ornamen yang disebut sengkalan. Sengkalan merupakan visual dari tahun pembangunan,nya yaitu tahun 1765 saat Taman Sari dibangun
  • Umbul Pasiraman, umbul pasiraman merupakan tempat pemandian Sultan, beserta keluarganya. Dikelilingi oleh tembok yang menjulang yang sering disebut dengan Umbul Binangun ini memiliki tiga kolam, yaitu Umbul Muncar, Blumbang Kuras, dan umbul Binangun.
  • Gedhong Gapura Panggung, Gedhong Gapura Panggung merupakan gerbang masuk utama yang digunakan untuk memasuki wilayah Taman Sari. Gerbang ini terdapat di sebelah timur Taman Sari. Pada Gapura ini juga terdapat ornamen sengkalan memet yaitu tahun 1758 yang merupakan tahun selesainya pembangunan Taman Sari.
    Taman Sari

Hutan Mangrove, Rimbun disudut Kabupaten Kulon Progo

Yogyakarta dengan pantai selatannya kini telah menjelma menjadi salah satu kota destinasi tujuan wisatawan. Kota yang semakin bersolek untuk mempercantik tempat wisatanya guna memanjakan wisatawan yang datang berkunjung ke kota ini. Siapa sangka jika daerah yang terkenal dengan laut selatannya ini ternyata juga memiliki sebuah hutan mangrove yang begitu menawan. Hutan mangrove ini berada di Kabupaten Kulonprogo, yang sebelumnya kabupaten ini terkenal dengan pantai glagah dan pantai trisiknya. Tetapi kini menghadirkan sebuah tempat wisata baru yang begitu mempesona, yaitu Hutan Mangrove Pantai Congot

Lokasi Hutan Mangrove

Tempat ini berada di Dusun Pasir Mendit Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, persis di sebelah barat sungai Bogowonto. Di sebelah barat pantai glagah dan pantai trisik. Obyek ini berjarak sekitar 47 Km dari titik nol kilometer yang dapat ditempuh  dalam waktu kurang lebih 2 jam perjalanan.

Kawasan hutan mangrove ini membentang di aliran sungai bogowonto dan anak sungai bogowonto. Di spot mangrove ini ini tak hanya sebagai pencegah Abrasi saja melainkan tempat ini juga menjanjikan untuk dijadikan tempat wisata. Di spot ini kita dapat menyaksikan suasana tepian pantai dengan rimbunnya pohon bakau yang akarnya terlihat menjalar keluar di sekitar pohon menambah suasana senakin asri. Tidak hanya rimbunan pohon saja melaikan juga kita bisa menyusuri tepian pantai yang sudah terdapat dermaga yang sudah dibuat sedemikian rupa. Dengan lintasan yang bisa kita susuri untuk menikmati pemandangan hutan mangrove dan udara khas pantai yang berhembus kencang. Oh ya, saat menyusuri dermaga ini para wisatawan diharapkan agar berhati-hati karena dermaga ini tidak dilengkapi dengan pagar pembatas.

Bentangan hutan mangrove yang hijau ini mebentang di tepi alliran sungai Bogowonto dan anak sungai bogowonto. Di tempat ini tidak hanya menyajikan satu spot wisata saja, melainkan juga terdapat beberapa spot wisata lain  yang mendukung di tempat ini. Salah satu spot wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah jembatan api-api. Jembatan yang populer ini terbuat dari bambu ini diberi nama jembatan api-api karena merujuk pada varietas Mangrove. Yang terdapat di tempat ini, yaitu avicennia germinans, yang lebih dikenal dengan jenis Api-api.

Asal Muasal

Cikal bakal Jembatan bambu yang menjadi spot foto paling menarik ditempat  ini sebenarnya dahulu adalah sebagai jembatan bambu yang sengaja dibangun untuk memudahkan akses menuju pantai. Selain itu juga sebagai tempat untuk memancing bagi warga yang datang dari luar daerah Jangkaran. Seiring dengan berjalannya waktu, tempat ini akhirnya dikelola secara swadaya oleh masyarakat pada awal tahun 2016. Dengan biaya swadaya akhirnya jembatan ini dibuat lebih bagus dan kokoh demi keamanan dan kenyamanan, serta penyediaan beberapa fasilitas penunjang. Dan untuk kenyamanan di tempat ini juga disediakan sepuluh spot foto dengan konsep yang berbeda-beda.

Selain jembatan yang menjadi ikon, di tempat ini juga terdapat jembatan melingkar berbentuk hati, ada juga spot bingkai asmara, yang dibangun menggunakan kayu dan berlatar hutan mangrove. Ada juga spot foto yang dilengkapi gitar raksasa dan berlatar hutan mangrove. Wisatawan juga bisa merasakan sejuknya berada di tengah tanaman mangrove api. Karena pengelola telah menyediakan jalur pejalan kaki yang terbuat dari kayu. Untuk pengunjung yang lelah berkeliling bisa menumpang perahu dengan biaya Rp 5.000,- atau beristirahat sambil bersantai dipondokan yang tersedia.