Hutan Mangrove, Rimbun disudut Kabupaten Kulon Progo

Yogyakarta dengan pantai selatannya kini telah menjelma menjadi salah satu kota destinasi tujuan wisatawan. Kota yang semakin bersolek untuk mempercantik tempat wisatanya guna memanjakan wisatawan yang datang berkunjung ke kota ini. Siapa sangka jika daerah yang terkenal dengan laut selatannya ini ternyata juga memiliki sebuah hutan mangrove yang begitu menawan. Hutan mangrove ini berada di Kabupaten Kulonprogo, yang sebelumnya kabupaten ini terkenal dengan pantai glagah dan pantai trisiknya. Tetapi kini menghadirkan sebuah tempat wisata baru yang begitu mempesona, yaitu Hutan Mangrove Pantai Congot

Lokasi Hutan Mangrove

Tempat ini berada di Dusun Pasir Mendit Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, persis di sebelah barat sungai Bogowonto. Di sebelah barat pantai glagah dan pantai trisik. Obyek ini berjarak sekitar 47 Km dari titik nol kilometer yang dapat ditempuh  dalam waktu kurang lebih 2 jam perjalanan.

Kawasan hutan mangrove ini membentang di aliran sungai bogowonto dan anak sungai bogowonto. Di spot mangrove ini ini tak hanya sebagai pencegah Abrasi saja melainkan tempat ini juga menjanjikan untuk dijadikan tempat wisata. Di spot ini kita dapat menyaksikan suasana tepian pantai dengan rimbunnya pohon bakau yang akarnya terlihat menjalar keluar di sekitar pohon menambah suasana senakin asri. Tidak hanya rimbunan pohon saja melaikan juga kita bisa menyusuri tepian pantai yang sudah terdapat dermaga yang sudah dibuat sedemikian rupa. Dengan lintasan yang bisa kita susuri untuk menikmati pemandangan hutan mangrove dan udara khas pantai yang berhembus kencang. Oh ya, saat menyusuri dermaga ini para wisatawan diharapkan agar berhati-hati karena dermaga ini tidak dilengkapi dengan pagar pembatas.

Bentangan hutan mangrove yang hijau ini mebentang di tepi alliran sungai Bogowonto dan anak sungai bogowonto. Di tempat ini tidak hanya menyajikan satu spot wisata saja, melainkan juga terdapat beberapa spot wisata lain  yang mendukung di tempat ini. Salah satu spot wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah jembatan api-api. Jembatan yang populer ini terbuat dari bambu ini diberi nama jembatan api-api karena merujuk pada varietas Mangrove. Yang terdapat di tempat ini, yaitu avicennia germinans, yang lebih dikenal dengan jenis Api-api.

Asal Muasal

Cikal bakal Jembatan bambu yang menjadi spot foto paling menarik ditempat  ini sebenarnya dahulu adalah sebagai jembatan bambu yang sengaja dibangun untuk memudahkan akses menuju pantai. Selain itu juga sebagai tempat untuk memancing bagi warga yang datang dari luar daerah Jangkaran. Seiring dengan berjalannya waktu, tempat ini akhirnya dikelola secara swadaya oleh masyarakat pada awal tahun 2016. Dengan biaya swadaya akhirnya jembatan ini dibuat lebih bagus dan kokoh demi keamanan dan kenyamanan, serta penyediaan beberapa fasilitas penunjang. Dan untuk kenyamanan di tempat ini juga disediakan sepuluh spot foto dengan konsep yang berbeda-beda.

Selain jembatan yang menjadi ikon, di tempat ini juga terdapat jembatan melingkar berbentuk hati, ada juga spot bingkai asmara, yang dibangun menggunakan kayu dan berlatar hutan mangrove. Ada juga spot foto yang dilengkapi gitar raksasa dan berlatar hutan mangrove. Wisatawan juga bisa merasakan sejuknya berada di tengah tanaman mangrove api. Karena pengelola telah menyediakan jalur pejalan kaki yang terbuat dari kayu. Untuk pengunjung yang lelah berkeliling bisa menumpang perahu dengan biaya Rp 5.000,- atau beristirahat sambil bersantai dipondokan yang tersedia.