bunga amarilis

Wisata Bunga Amarilis, Dahulu Gulma Kini Menjadi Primadona

Awal musim hujan

memang waktu yang pas untuk menyaksikan indahnya bunga amarilis yang bermekaran, bunga dengan warna oranye yang khas ini dahulu dianggap sebagai Gulma. Pengganggu tanaman lain, namun seiring berkembangnya pariwisata tanaman bunga ini kini menjadi primadona dan menarik perhatian wisatawan. Bunga ini banyak dicari karena keindahannya ketika bermekaran. Bunga yang bermekaran setiap tahun ini sangat menawan ketika awal musim penghujan. Namun bunga ini tidak dapat bertahan lama jika terkena air hujan terus menerus, biasanya hanya dapat bertahan selama 2-3 minggu saja.

Keindahan bunga yang bermekaran ini dapat kita temui ketika kita mulai memasuki wilayah Kabupaten Gunungkidul. Populasi tanaman ini semakin bertambah karena mulai dibudidayakan kembali oleh warga Gunungkidul. Tanaman yang dahulu diberantas karena mengganggu tanaman petani, kini justru menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Seperti yang terdapat di tepi jalan Jogja – Wonosari.

Sempat viral di tahun 2015

lalu ini karena rusak terinjak-injak, kini mulai di tanam kembali dengan memberikan jarak berupa track pejalan kaki, bahkan saat ini bibit bunga amarilis juga diperjual-belikan mulai dari Rp.2.500 – Rp. 3.000. Agar para pengunjung yang datang juga dapat membeli bibit tanaman ini untuk ditanam rumah atau dibudidayakan di tempat lain. Hamparan Bunga amarilis yang bermekaran serentak ini memang membuat siapun tertarik, suguhan hamparan pemandangan bunga yang indah ini tentu sangat menarik karena sedap untuk dipandang.

Selain itu animo dari para pengguna media sosial terhadap bunga yang berwarna khas oranye ini ternyata juga menghasilkan berbagai respon. Menyenangkan bagi masyarakat sekitar yang tinggal di daerah sekitar kebun bunga ini. Para pemilik kebun pun juga mempersilahkan siapapun untuk berkunjung ke tempat ini asalkan tidak merusak tanaman bunga. Dengan banyaknya wisatawan yang datang ke tempat ini juga mendatangkan banyak keuntungan bagi masyarakat sekitar.

Buat kalian yang ingin mengabadikan moment di kebun bunga ini, datanglah ketika bunga sedang dalam keadaan mekar, namun bunga ini tidak mekar secara serempak. Biasanya pengunjung datang ke tempat ini untuk menikmati keindahan bunga sambil berswafoto dengan latar  belakang yang menarik. Untuk mengenali bunga in juga cukup mudah, dengan ciri berwarna Kuning Oranye dan berbentuk menyerupai terompet. Bunga ini banyak tumbuh dan dibudidayakan di daerah pekarangan rumah dan bukit-bukit kapur yang berada di tepi jalan utama Jogja – Wonosari. Para pemilik kebun juga telah belajar dari pengalaman dengan menyusun tanaman sedemikian rupa. Memberi pengaman agar pengunjung dapat berfoto dengan nyaman dan berleluasa tanpa khawatir merusak tanaman. Berwisata di kebun bunga ini rasanya seperti berwisata di kebun bunga Keukenhof Belanda. Bedanya hanya ini berupa bunga amarilis, bukan bunga Tulip

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *