pasar bambu

Pasar Kebon Empring, Perpaduan Wisata Yang Cukup Serasi

Siapa yang saat ini tak kenal dengan wisata ala-ala pedesaan yang tengah ramai diperbincangkan oleh khalayak luas, terutama oleh kaum urban. Saat ini wisata ala pedesaan memang sedang menjadi incaran para wisatawan terutama yang berasal dari daerah perkotaan. Yang mungkin telah penat dengan berbagai aktivitas ataupun keriuhan di lingkugan perkotaan yang begitu-begitu saja. Maka tak heran jika banyak penduduk perkotaan. Yang mulai menepi untuk sekedar mencari ketenangan di hari-hari libur terutama menuju ke daerah yang sejuk atau jauh dari hiruk pikuk segala aktivitas.Pasar Kebon Empring

Tidak jauh dari pusat kota yogyakarta, terdapat wisata lokal yang memiliki konsep yang menarik yaitu suasana ala pedesaan. Perpaduan penjual makanan tradisional yang berjajajr dan siap memanjakan anda selama menikmati wisata lokal tersebut. Wisata ini berada di Desa Bintaran Wetan, Piyungan,Bantul. Di lokasi ini terdapat salah satu obyek wisata lokal yang bernama Pasar Kebon Empring. Inilah wisata rasa lokal yang bisa traveller coba untuk menikmati suasana ala ala pedesaan. Konsep yang sederhana namun cukup membuat hati menjadi begitu lebih tenang akan suasana pedesaan ditambah lagi dengan mendengarkan suara gtemercik air sungai. Cuitan khas gesekan batang bambu, semilir angin yang menabrak daun bambu, dan pastinya bebas dari deru mesin kendaraan bermotor.

Dinamakan pasar karena di sini terdapat begitu banyak penjual yang menjual makanan tradisional. Siap bikin para  pengunjung mager untuk beranjak dan ingin bermalas-malasan sambil menikmati suasana pedesaan. Pasar kebon empring ini dahulunya hanyalah sebuah lahan kosong di tepi sungai gawe yang berupa kebun kosong dan penuh dengan pohon bambu. Namun kini telah disulap menjadi tempat yang bersih dan nyaman untuk dikunjungi. Wisata pasar ini mengusung konsep tradisional dengan mempertahankan kealamian lingkungan sekitar. Meskipun banyak tawaran untuk mengembangkan dan memodernisasi wisata pasar ini agar lebih berwarna. Pihak pengelola percaya dengan konsep tradisional akan membuat tempat ini selalu eksis.

Jumlah pengunjung

pasar kebpn watu gede

yang mencapai ratusan di hari biasa dan ribuan orang di akhir pekan, pihak pengelola optimis pengunjung akan puas. Dengan suasana dan berbagai sajian makanan dan minuman tradisional. Pengunjung yang berkunjung ke tempat ini tidak dikenakan tiket masuk, hanya saja para pengunjung cukup membayar uang parkir dan sumbangan sukarela untuk pengembangan lokasi. Selain itu di tempat ini sudah terdapat 2 jembatan. Beberapa spot foto yang menarik untuk berswafoto bagi para instagramer yang ingin memperbanyak feed instagarammu.

Untuk kedepannya pihak pengelola ingin mewujudkan rencana awal yang tertunda, salah satunya wisata sunset di bukit berlian. Selain itu pihak pengelola punya impian untuk membuat panggung pertunjukkan sebagai wadah untuk masyarakat menyalurkan bakat seninya. Sebuah taman baca mini untuk membuat orang-orang lebih betah berada di pasar dan menjauhkan mereka dan gadget masing-masing. Pengunjung yang datang ke tempat ini tak perlu merasa khawatir, meskipun tempatnya sederhana namun sudah dilengkapi. Dengan berbagai fasilitas pendukung seperti Gazebo untuk beristirahat, Mushola, dan MCK yang memadai. Dilengkapi pula dengan Rumah bambu dan lainnya.

Sembari mencicipi kuliner yang dijajakan anak-anak bisa bermain sepuasnya dengan menggunakan aneka mainan tradisional seperti bakiak, enggrang, ataupun bermain air di sungai yang dangkal. Meskipun dilokasi yang terbuka udara di tempat ini tidak terasa panas, karena rimbunnya batang pohon bambu dan semilir angin yang begitu menyejukkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *