Pesona Kedung Kayang dari Ketinggian

Aura Mistis dan Kecantikan Air Terjun Kedung Kayang

Aura Mistis dan Kecantikan Air Terjun Kedung Kayang – Air terjun ini berada di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Air Terjun Kedung Kayang memiliki tinggi sekitar 39 meter dengan volume air yang cukup tinggi. Lokasinya berada di ketinggian sekitar 950 mdpl. Obyek wisata Kedung kayang adalah wisata alam berupa air terjun alami dengan ketinggian 39 m dengan posisi kemiringan tebing 80 derajat. Air yang mengalir di Air Terjun tersebut mengalir sepanjang tahun, berasal dari 4 (empat) Mata Air.

Menurut masyarakat setempat, air di kawasan ini tidak pernah surut, sekalipun sedang musim kemarau karena air terjun ini berasal dari empat mata air. Ke empat mata air tersebut hulnya adalah Kali pabelan dari Gunung Merbabu. Sehingga air terjun ini mata air langsung dari pegunungan. Mata air yang ada di sekitar air terjun itu ada yang bernama mata Air Penguripan yang biasa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk berbagai keperluan dan tujuan.   Ada juga yang dinamakan Mata Air Kinasihan yang juga dipercaya bermanfaat besar bagi yang memerlukan.

Konon, pada zaman dulu, di air terjun ini, ada tiga empu, yaitu Empu Putut, Empu Khalik dan Empu Panggung. Tiga empu tersebut adu kekuatan berupa Tanding Balang (adu lempar) pada Bulan Suro. Pada pertandingan tersebut, siapa yang bisa melempar telur angsa ke arah kedung namun masih utuh, dia pemenangnya. Sayang, ketiga telur angsa tersebut pecah lalu masuk ke kedung. Para empu tersebut kemudian menuruni tebing untuk melihat ke arah kedung. Anehnya, para empu tidak menemukan cengkarang telur yang pecah. Dari pecahan telur itulah, konon mata air ini muncul mata air yang tidak pernah kering.

Aura Mistis Air Terjun Kedung Kayang

Selain itu, terdapat aura mistis di kedung ini. Aura mistis tersebut terasa pada malam Jum’at kliwon di Bulan Suro. Menurut cerita, pada malam tersebut sering terdengar alunan gamelan Jawa yang nyaring. Dan pada hari Kamis Wage, konon ada banyak kera yang berkumpul di atas kedung kayang. Hal ini lah yang menjadi daya tarik tersendiri di Kedung Kayang.

Dibelakang Air Terjun terdapat Goa dengan lebar ± 2 m dan tinggi ± 2,5 m dengan panjang tak terbatas (tidak dapat diketahui) karena tidak ada ujungnya. Bila ada yang mau masuk ke dalam Goa tersebut harus masuk dulu di kedung kemudian naik sekitar 1,5 m di belakang terjunan air. Goa tersebut pada jaman dahulu sering digunakan Topo atau bersemedi oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan khusus untuk meminta petunjuk dari yang Maha Kuasa.

Kecantikan air terjun kedung kayang
Air Terjun Kedung Kayang (foto datawisata.com)

Spot Foto Yang Menarik

Meskipun sering dikaitkan dengan hal mistis, Kedung Kayang masih tetap menjadi objek wisata favorit. Banyak wisatawan yang mengabadikan momen dengan berfoto berlatarkan air terjun.

Spot Foto di Kedung Kayang
Spot Foto di Kedung Kayang ( foto datawisata.com )

Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Kedung Kayang berada di perbatasan Kabupaten Magelang dan Boyolali yakni Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang dan Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Lokasi air terjun ini hanya sekitar 3 km dari Ketep Pass.

Harga tiket masuk per orang sebesar Rp 2.500, didalam kawasan wisata kedung kayang juga terdapat tempat istirahat bagi pengunjung. Pengunjung dapat menikmati pemandangan sungai alami dengan air yang cukup jernih, selain itu pengunjung dapat bermain air di bawah air terjun.

Rute yang dapat ditempuh untuk menuju objek wisata ini dari kota Magelang melalui jalur Mungkid dengan jarak 29,2 kilometer. Setelah sampai di parkiran dan loket, pengunjung harus berjalan lagi sejauh 20 meter dangan melewati jalan setapak. Pengunjung langsung dimanjakan oleh pemandangan indah di Kedung Kayang. Dari bawak Kedung pengujung dapat melihat pemandangan samping kanan kiri dan atas kedung. Pengunjung yang datang diwajibkan menaati peraturan yang berlaku karena di Kedung Kayang terdapat banyak sekali mistis. Warga setempat percaya bahwa Kedung Kayang ada yang menjaga, namanya Kyai Gadung Melati dan Nyai Wedari Welas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *